Jumat, 25 Desember 2020

Menciptakan Budaya Positif Menghargai dan Peduli

Budaya positif adalah kebiasaan yang disepakati bersama untuk dijalankan dalam waktu yang lama. Jika kebiasaan positif ini sudah membudaya di sekolah, maka nilai-nilai karakter yang diharapkan akan terbentuk pada seluruh warga sekolah khusunya adalah para siswa.

Budaya positif akan bermuara pada pembentukan nilai-nilai karakter terutama pada siswa. Nilai-nilai karakter sebagai mana kita ketahui cukup banyak. Hal ini tentu akan menjadi rumit ketika semua nilai harus dituangkan dalam program budaya positif yang akan diciptakan. Karena itu perlu ditentukan sebuah core value (nilai utama) yang akan menjadi pedoman prilaku positif. Hal ini tidak berarti bahwa mengesampingkan nilai-nilai karakter lainnya, akan tetapi nilai-nilai karakter lainnya akan selalu terintegrasi dalam nilai utama. Hal tersebut karena sebenarnya satu nilai karakter tidak dapat lepas atau sangat berkaitan erat dan saling mendukung nilai yang lainnya. Sebagai contoh dalam sebuah aktivitas nilai gotong-royong maka disana juga ada aktivitas disiplin, saling menghormati, peduli, dan lain-lain.

Bulan Desember 2020 sekolah memasuki masa-masa akhir semester dimana para siswa mempersiapkan diri mengikuti Penilaian Akhir Semeseter Satu. Setelah menerima LHB para siswa libur semester satu. Masa-masa ini merupakan moment yang baik untuk merencanakan dan membuat kesepakatan di level guru dan tenaga kependidikan dalam rangka menciptakan budaya positif. Harapannya semester yang akan datang ketika siswa sudah mulai masuk sekolah, para guru sudah bisa relatif terkondisi dengan kesepakatan tentang budaya positif tersebut melalui interaksi sesama guru di sekolah pada saat bertugas piket secara beregu selama liburan sekolah. Sedangkan sosialisasi kepada siswa dan orang tua dapat dilakukan saat awal masuk semester dua pada Januari 2021 yang akan datang.

Berkaitan dengan situasi libur sekolah di atas, maka saya berkolaborasi dengan rekan CGP satu sekolah yaitu Ibu Sri Rejeki, S.Pd.,MM.Pd. bersama dengan rekan-rekan guru lainnya membuat kesepakatan tentang budaya positif di sekolah. Kegiatan ini tidak begitu saja terjadi akan tetapi dilakukan melalui beberapa tahapan antara lain :

  1. Berdiskusi dengan rekan sejawat secara individual tentang permasalahan-permasalahan di sekolah khususnya yang berhubungan dengan siswa dan alternatif solusinya.
  2. Berdiskusi lebih fokus dengan rekan sejawat yang memiliki persepsi dan visi yang sama tentang pentingnya budaya sekolah.
  3. Mengadakan pertemuan untuk membahas tentang core value (nilai inti) budaya positif di sekolah yang akan diciptakan bersama dengan semua rekan sejawat.

Kegiatan pertemuan dimaksud pada nomor tiga dilaksanakan bersamaan dengan kegiatan evaluasi pembelajaran semester satu dan persiapan pembelajaran semester dua tahun pelajaran 2020/2021. Sebelum membahas tentang nilai utama budaya positif yang akan diciptakan di sekolah, diawali dengan kegiatan kesepakatan guru dalam rangka mendukung terciptanya budaya positif. Di samping itu, sebelum kesepakatan kelas dibuat yang merupakan salah satu cara untuk menciptakan budaya positif, kiranya diperlukan pula kesepakatan guru agar prilaku guru terhadap siswa tidak berbeda jauh antara guru yang satu dengan lainnya.

Proses menentukan nilai utama dari budaya positif yang akan dibangun menggunakan pendekatan inkuiri apresiatif dengan model BAGJA. Dalam setiap tahapan BAGJA para guru terlibat dalam diskusi yang berhubungan dengan prilaku atau karakter yang menjadi kekuatan. Akhir dari tahapan tersebut adalah disepakati bahwa nilai utama yang akan dijadikan pedoman dalam menciptakan budaya positif di sekolah adalah menghargai dan peduli. 

Gb.1.1  Proses Tahapan BAGJA Membuat Kesepakatan Guru
dan Menentukan Nilai Utama Budaya Positif

Gb.1.2  Proses Tahapan BAGJA Membuat Kesepakatan Guru
dan Menentukan Nilai Utama Budaya Positif

Gb. 2 Nilai Utama Budaya Positif

Implementasi budaya positif dengan nilai utama saling menghargai dan peduli dapat dirasakan dampaknya secara langsung dan cepat. Di mana pasca kegitan tersebut prilaku guru sudah dapat dirasakan mengacu pada nilai utama tersebut. Kegiatan terebut tidak berhenti sampai disitu akan tetapi akan berlanjut pada awal semester dua dengan menyusun panduan tingkah laku yang mengacu pada nilai utama dan mensosialisasikannya kepada siswa, komite sekolah, dan orang tua siswa.


oo0O0oo

Kamis, 24 Desember 2020

Pembelajaran Daring Menggunakan LMS (Learning Management System)

A. Latar Belakang
      Proses kegiatan pembelajaran jarak jauh di SMP Negeri 3 Maos dengan menggunakan Platform Edmodo sebagai ruang kelas utama telah berakhir dengan disampaikannya LHB (Laporan Hasil Belajar) kepada orang tua murid. Secara umum proses PJJ di SMP Negeri 3 Maos selama semester satu tersebut berjalan relatif baik. Hal ini ditunjukkan dengan hasil belajar murid yang relaitf baik, dimana tidak ada siswa yang dengan terpakasa mendapatkan nilai di bawah ketuntasan minimal. Selain itu para guru juga mampu menggulirkan proses aktivitas pembelajaran di Edmodo disamping memanfaatkan platform lainnya seperti Google Meet dan WhatsApp.
      Proses PJJ dan hasilnya sebagaimana tersebut di atas, masih ada kekurangan-kekurangan yang menyebabkan proses PJJ belum optimal seperti yang diharapkan. Beberapa hal tersebut antara lain : 1) aplikasi yang harus sering di refresh; 2) permintaan update aplikasi yang tidak dapat dilakukan karena storage HP sudah penuh, sehingga Edmodo tidak dapat diakses; 3) HP murid tidak support edmodo; 4) Aplikasi relatif berat untuk diakses. Hal ini menjadi tantangan yang perlu diatasi sehingga PJJ Daring pada semester dua tahun pelajaran 2020/2021 mulai Januari 2021 yang akan datang, dapat berjalan lebih baik tanpa hambatan seperti yang terjadi pada semester sebelumnya.
       Berdasarkan kondisi tersebut maka salah satu alternatif solusi adalah mengganti platform PJJ daring dengan LMS (Learning Management System), memanfaatkan platform digital lainnya seperti Website sekolah dan Google Suite.

B. Deskripsi Aksi Nyata
1. Perencanaan dan Persiapan
        Langkah pertama yang dilakukan adalah mendiskusikan hasil evaluasi PJJ Daring semester satu dengan kepala sekolah dan membahas beberapa alternatif solusi yang saya tawarkan yaitu menggunakan LMS, Web Sekolah, dan Google Suite.
       Setelah melalui diskusi dan disepakati penggunaan platform tersebut kami mensosialisasikan kepada seluruh PTK di sekolah dalam rapat dinas akhir semester satu dan mendapat persetujuan, dukungan, dan kesiapan untuk beralih dari Edmodo ke LMS dan 2 Platform pendukung lainnya sebagaimana tersebut di atas.
Dalam kegiatan ini pula tersusun schedule kegiatan yang terdiri dari 
a. Setting LMS oleh Administrator
b. Pelatihan Mengelola Pembelajaran melalui LMS
    b.1. Pelatihan dengan 50% jumlah guru
    b.2. Pelatihan dengan 50% jumlah guru dengan tutor sejawat
    b.3. Workshop dengan 100% jumlah guru menyusun 1 topik pembelajaran

2. Seting LMS oleh Administrator
         Kegiatan ini dilakukan secara individu oleh saya sendiri sebagai administrator LMS SMP Negeri 3 Maos. Contoh hasil aktivitas seperti pada gambar berikut ini.

 Gb. 1 Dashboard View

Gb. 2 Mengelola Kursus dan Kategori

3. Pelatihan Mengelola Pembelajaran Bagi Guru
        Kegiatan pelatihan pengelolaan pembelajaran dengan LMS ini dibagi menjadi 3 tahapan sebagai berikut :
Tahap pertama : Kegiatan tahap pertama ini diikuti oleh kurang lebih 50% jumlah guru di sekolah (14 orang). Peserta pada tahap pertama saya pilih dari rekan guru yang sudah relatif baik penguasaan IT-nya dan usia yang masih relatif muda (guru-guru muda) dengan tujuan akan menjadi tutor bagi rekan guru yang lain pada pelatihan tahap kedua. Materi pelatihan pada tahap ini yaitu mengenal fitur LMS dan Langkah-langkah Menyusun Topik dan Aktivitas Pembelajaran.

Gb. 3.a  Pelatihan LMS Materi Mengenal Fitur dan 
Menyusun Topik dan Aktivitas Pembelajaran

Gb. 3.b Pelatihan LMS Materi Mengenal Fitur
dan Menyusun Topik dan Aktivitas Pembelajaran

Tahap Kedua : Kegaitan pelatihan tahap kedua dilakukan dengan metode tutor sejawat terbimbing. Alur kegiatan ini dibimbing oleh saya sendiri sedangkan proses aktivitas mengenal fitur dan menyusun topik pembelajaran, setiap guru didampimgi satu rekan sejawat yang sudah mendapat pelatihan satu hari sebelumnya. Dengan cara ini maka proses pelatihan menjadi efektif dan efisien.
 
Gb. 4.a. Pelatihan LMS Materi Mengenal Fitur dan 
Menyusun Topik dan Aktivitas Pembelajaran dengan Tutor Sejawat

Gb. 4.B. Pelatihan LMS Materi Mengenal Fitur dan 
Menyusun Topik dan Aktivitas Pembelajaran dengan Tutor Sejawat

Tahap Ketiga : Kegiatan pada tahap ketiga ini diikuti oleh semua guru dengan materi pelatihan mengimplementasikan hasil pelatihan yaitu menyusun satu topik pembelajaran untuk semester 2 (dua) tahun pelajaran 2020/2021. Kegiatan ini sebagai langkah awal penyusunan konten di LMS masing-masing guru. Untuk selanjutnya selama libur semester ini para guru akan melajutkan secara individu dalam menyiapkan topik pembelajaran di LMS. Namun demikian terbuka bagi rekan guru untuk saling bekerjasama dan membantu dalam proses penysunan tersebut baik di sekolah ketika bertugas piket atau melalui media komunikasi.

C.  Penutup
1. Refleksi
       Kegiatan dalam rangka mempersiapkan pembelajaran daring menggunakan LMS hingga tahap pelatihan bagi guru berjalan dengan sangat baik dan lancar. Semua guru sangat antusias dan tekun dalam mengikuti kegiatan. Pembagian tahapan pelatihan dengan mengkualifikasi peserta dan penerapan tutor sejawat sangat efektif dan efisien untuk sebuah pelatihan singkat yang implementatif tentang penyusunan topik dan aktivitas pembelajaran di LMS. Disamping itu pola yang demikian terasa dampaknya terhadap sikap peduli terhadap sesama rekan sejawat, kerjasama, dan kesabaran (terutama yang muda terhadap ketika mendampigi rekan yang lebih tua). Selain itu hal ini juga membangun kekompakan dan visi yang sama terkait kegiatan pelayanan terhadap murid-murid, baik dalam PBM atau kegiatan lainnya. Hal ini tercipta karena kepedulian yang dibangun melalui tutor sejawat yang mengakibatkan terbentuknya sikap saling mendukung terhadap sesama. Hal ini juga dipengaruhi oleh keadaan yang sama-sama dirasakan betapa sulitnya mengelola PJJ daring, sehingga setiap guru membutuhkan dan perlu bergandeng tangan dengan guru lain.

2. Rencana Tindak Lanjut
       Kegiatan pengalihan platform pembelajaran dari Edmodo ke LMS sebenarnya tidak sampai pada pelatihan bagi guru semata, akan tetapi juga pelatihan bagi siswa serta pelatihan bersama guru dan siswa dalam interaksi pembelajaran di LMS sebelum benar-benar digunakan untuk proses pembelajaran. Namun demikian hal tersebut belum dapat dilaksanakan secara berurutan tanpa jeda karena murid-murid baru saja memasuki libur akhir semester. Karena itu, kegiatan pelatihan pembelajaran dengan LMS bagi Siswa serta Kegiatan Pelatihan Bersama Guru-Suswa dalam Interaksi di LMS akan dilaksanakan pada awal masuk semester dua tahun pelajaran 2020/2021 pada Januari 2021 yang akan datang. Karena masih dalam situasi pandemi covid-19 maka kegiatan pelatihan ini akan dialakukan secara bertahap tiap kelas dan menggunakan beberapa sesi dalam satu hari.

oo0O0oo


Selasa, 01 Desember 2020

Yuk Gotong-Royong Stop Covid-19

Para pelajar dan mahasiswa yuk patuhi protokol kesehatan dari sekarang agar semester genap yang akan datang bisa masuk sekolah dan ke kampus lagi dengan aman, nyaman, gembira dan bermakna.

Bapak-ibu orang tua yuk dipantau dan diingatkan terus putra-putrinya untuk mematuhi protokol kesehatan, terutama ketika keluar rumah. Bapak-ibu tentu sudah mulai lelah dan mengalami beberapa kesulitan dalam mendampingi putra-putrinya belajar di rumah.

Warga masyarakat yang ada di desa-desa, jangan katakan lagi Covid-19 hanya ada di kota-kota, kenyataannya sekarang mulai banyak warga masyarakat di desa terpapar Covid-19.

Bapak-Ibu yang berusia 40 th ke atas di beberapa daerah, sejak adanya Covid-19 banyak yang melakukan kegiatan bersepeda. Saya sepakat itu bagus untuk menjaga kesehatan, tetapi yuk pakai masker ketika bersepeda ria agar usaha itu tidak menjadi sia-sia.

Bapak-Ibu tokoh masyarakat, pemuka agama, yuk kita berikan teladan prilaku patuh protokol kesehatan agar pendemi Covid-19 di negara kita bisa segera berakhir.

PAKAI MASKER, CUCI TANGAN PAKAI SABUN, 
JAGA JARAK, HINDARI KERUMUNAN

BERSATU KITA TEGUH BERCERAI KITA RUNTUH

SALAM SEHAT, SELAMAT DAN BAHAGIA




Sabtu, 28 November 2020

Berpihak Pada Murid

Assalamu'alaikum Wr. Wb. Rekan-rekan pembaca yang budiman, kali ini saya akan uraikan secara singkat tentang penerapan salah satu nilai dan peran guru penggerak.Nilai dan peran guru penggerak itu sendiri terdiri dari lima yaitu : mandiri, reflektif, kolaboratif, inovatif, dan berpihak pada murid. Satu nilai yang akan saya bahas yaitu tentang nilai dan peran guru yang berpihak pada murid.

Sebagaimana yang kita ketahui bahwa guru mempunyai peranan sangat besar dalam mewujudkan visi murid merdeka, yaitu murid yang mencerminkan profil pelajar Pancasila. Karena itulah guru harus memiliki keyakinan-keyakinan positif, kepribadian yang matang, dan terus menerus belajar, berinovasi, dan mengembangkan kreatifitasnya sehingga dapat menuntun dan membimbing murid-murid secara efektif dan efisien guna mewujudkan visi murid merdeka, profil pelajar Pancasila.

Situasi pandemi Covid-19 yang masih belum teratasi di negara kita, memiliki sisi negatif dan sisi positif terhadap berbagai sektor kehidupan. Sektor pendidikan merupan salah satu yang sangat nyata merasakan dampak pendemi Covid-19. Namun dengan senantiasa berpikir positif maka proses pendidikan tetap bisa berlangsung, meskipun pasti ada titik-titik kekuranganya. Namun demikian itu lebih baik dari pada proses pendidikan berhenti total dan anak-anak mengalami lost educatioan.

Terkait dengan situasi pandemi tersebut, maka implementasi salah satu nilai dan peran guru penggerak yang berpihak pada murid, saya lakukan secara daring melalui aplikasi Edmodo untuk Kelas VIII A, B, C (kelas yang saya ampu). Untuk lebih jelasnya maka berikut ini akan saya uraikan tahapan kegiatannya menggunakan beberapa gambar hasil dari printscreen dan unduhan image dari aplikasi edmodo. 

1. Tahap Pertama

    Pada tahap ini berisi antarlain tetang informasi kegiatan sekolah, motivasi, dan petunjuk-petunjuka kegiatan yang akan dipilih dan dilakukan oleh murid-murid baik secara individu maupun kelompok.


2. Tahap Kedua

    Pada tahap ini siswa akan melakukan kegiatan sesuai dengan petunjuk-petunjuk pada tahap pertama. Salah satu contoh aktivitas murid dalam kelompok kerjanya di rumah sebagai berikut

 Kegiatan Berkaraya  

Beberapa contoh hasil karya lainnya antara lain :

3. Tahap Ketiga

    Pada tahap ini siswa akan melakukan presentasi dengan mengunggah karyanya di Edmodo baik karya visual maupun karya audio visual. Kemudian guru memberikan umpan balik.




Demikian semoga pembahasan kali ini bisa dipahami dan bermanfaat. Tentu masih ada kekurangan dari gambaran kegiatan di atas. Salah satu kegiatan yang tidak bisa dilaksanakan adalah bimbingan secara langsung baik secar daring maupun tatap muka perkelompok karena terbatasnya waktu, dimana kegiatan ini dilakukan pada akhir semester. Karena itu rencana perbaikan kegiatan pembelajaran yang berpihak pada murid seperti terurai singkat di atas akan dilakukan pada semester kedua baik dalam moda daring maupun luring.

Wassalamu'alaikum Wr. Wb. 

Salam dan Bahagia

Minggu, 22 November 2020

Berkarya Sederhana Melalui Alur Pembelajaran MERRDEKA

A. Latar Belakang

Sejak tahun 2010 perubahan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi informasi serta budaya umat manusia, memaksa kita untuk mampu dengan cepat beradatasi dengan hal itu. Namun selama ini dinamika yang meningkat secara cepat di sekitar kita, di hadapan kita, kurang mendapat respon yang serius terutama sektor pendidikan dimana sistem dasar pendidikan kita tetap statis. Apa yang terjadi di sekolah-sekolah, di ruang-ruang kelas dari tahun-ke tahun sama meskipun terjadi perubahan-perubahan kurikulum. Apa yang terjadi terutama di ruang kelas belum sepenuhnya berorientasi pada murid. Murid belum menjadi subyek belajar tetapi obyek mengaja guru. Murid kurang mendapatkan kesempatan untuk mengembangkan diri sesuai minat dan kemampuannya.Secara singkat dapat dikatakan bahwa murid tidak merdeka dalam belajar. Karena itu, guru sebagai ujung tombak pendidikan harus mengembangkan pendekatan baru dan kreatif untuk mencapai hasil guna memenuhi tantangan pendidikan saat ini dan masa depan.

B. Tujuan

Melihat gambaran singkat di atas maka proses pendidikan di ruang-ruang kelas harus mengembangkan pendekatan baru. Salah satu pendekatan yang berpeluang menjawab situasi pendidikan kita saat ini dan masa datang adalah pendekatan pembelajaran dengan alur MERRDEKA. Alur MERRDEKA belajar tersebut merupakan salah satu metode yang kini tengah diterapkan dalam Program Pendidikan Calon Guru Penggerak yang saya ikuti dan baru berlangsung satu bulan lebih. Alur merrdeka belajar tersebut sangat menarik perhatian saya dan tertantang untuk menerapkannya di kelas. Tujuan penerapan alur MERRDEKA belajar tersebut adalah sebagai langkah awal memberikan kemerdekaan belajar kepada murid-murid secara terkontrol dan terbimbing. Di samping itu, sedini mungkin dapat mengetahui daerah-daerah positif dan negatifnya sehingga dapat segera menemukan solusi-solusi perbaikan dan peningkatan sisi positifnya sehingga alur MERRDEKA belajar tersebut sesuai dengan karakteristik murid-murid di masing-masing kelas.

Alur MERRDEKA belajar tersebut, pada kali yang pertama ini, saya terapkan dalam pembelajaran Berkarya Seni Seerhana. Target dari pembelajaran tersebut yaitu murid menghasilkan karya seni yang dipilihnya secara individu maupun kelompok.

C. Deskripsi Kegiatan

Kata MERRDEKA ini merupakan akronim dari Mulai dari diri; Eksplorasi konsep; Ruang kolaborasi; Refleksi terbimbing; Demonstrasi kontekstual; Elaborasi pemahaman; Koneksi antar materi, dan Aksi nyata. Karena itu proses pembelajarannya terdiri dari 8 tahap dengan bentuk kegiatannya sesuai dari akronim tersebut di atas.

Tahapan kegiatan belajar tersebut menggunakan aplikasi Edmodo di mana aplikasi ini adalah aplikasi yang dipilih berdasarkan kesepakatan para guru sebagai plat form utama pembelajaran jarak jauh selama pandemi Covid-19. Media lain yang digunakan selain Edmodo untuk memaksimalkan PJJ antara lain Whatsapp, Google Meet, dan Youtube. 

Untuk lebih jelasnya, tahapan pembelajaran pada tema Berkarya Seni Sederhan adalah sebagai berikut :

1. Mulai dari Diri

2. Eksplorasi Konsep

3. Ruang Kolaborasi

4. Refleksi Terbimbing

5. Demonstrasi Kontekstual

6. Elaborasi Pemahaman

7. Koneksi Antar Materi

8. Aksi Nyata
Contoh Respon Murid
Menari

D. Refleksi

Berdasarkan proses yang terjadi selama menerapkan alur MERRDEKA, ada optimisme bahwa alur pemebelajaran tersebut sangat baik diterima dan dilakukan oleh siswa serta berdampak positip terhadap mind set murid tentang pembelajaran. Hal ini dilihat dari respon setiap murid dari tahap 1 - 8 yang sangat baik. Dsamping itu tujuan atau target pembelajaran juga terpenuhi karena semua murid berhasil membuat karya sederhana atau melakukan kegiatan seni sesuai dengan pilihannya. Hal ini berarti murid bisa merasakan kemerdekaan, keleluasaan, dan kenyamanan dalam mengikuti alur merrdeka. Alur merdeka ini sangat berpeluang bisa diterapkan maksimal jika pembelajaran bisa dilakukan dengan tatap muka, sehingga salah satu kendala pada tahap Refleksi Terbimbing dan Elaborasi Pemahaman bisa lebih maksimal. Hal ini karena dalam situasi PJJ guru tidak dapat mengunjungi setiap kelopok belajar siswa dalam satu hari, sehingga butuh waktu yang panjang untuk melakukan bimbingan secara langsung. Jika situasi PJJ masih akan berlangsung beberapa bulan ke depan, maka perlu dilakukan komunikasi dengan beberapa pemangku kepentingan agar siswa dapat dihadirkan ke sekolah dengan jumlah tertentu yang dijinkan oleh Gustu Covid 19 tingkat kecamatan.

E. Dokumentasi Kegiatan

                              Kegiatan Berkarya Sederhana                     Kegiatan Elaborasi Pemahaman


                         Kegiatan Refleksi  Terbimbing                          Kegiatan Refleksi Terbimbing


Rabu, 04 November 2020

Pemeran

      Pengertian

       Pameran adalah suatu kegiatan penyajian visual baik bentuk dua dimensi maupun tiga dimensi untuk  penyampaian ide-ide kreatif kepada khalayak umum. Ada juga yang mengartikan bahwa pameran merupakan kegiatan menampilkan karya-karya visual untuk mendapatkan tanggapan, penilaian, dan penghargaan dari masyarakat umum.

       Selain itu pameran merupakan kegiatan yang dilakukan untuk menyampaikan ide atau gagasan perupa kepada publik melalui media karya seninya. Melalui kegiatan ini diharapkan terjadi komunikasi antara perupa yang diwakili oleh karya seninya dengan apresiator. Hal ini sejalan dengan definisi yang diberikan Galeri Nasional bahwa: “Pengertian pameran adalah suatu kegiatan penyajian karya seni rupa untuk dikomunikasikan hingga dapat diapresiasi oleh masyarakat luas.”

       Penyelenggaraan pameran dalam konteks pembelajaran seni budaya bisa dilakukan baik di sekolah maupun di luar sekolah (masyarakat). Penyelenggaraan pameran di sekolah menyajikan materi pameran berupa hasil studi para siswa dari kegiatan pembelajaran kurikuler, dan kegiatan ekstrakurikuler. Kegiatan ini biasanya dilakukan pada akhir semester atau akhir tahun ajaran. Adapun konteks pameran dalam arti luas, di masyarakat, materi pameran yang disajikan berupa berbagai jenis karya seni rupa untuk diapresiasi oleh masyarakat luas.

B.       Tujuan pameran

       Pameran di sekolah memiliki beberapa tujuan, seperti tujuan sosial, komersial dan kemanusian.

1.      Tujuan sosial ialah karya seni yang dipamerkan digunakan untuk kepentingan sosial.

2.      Tujuan komersial ialah pameran bertujuan untuk menghasilkan keuntungan bagi seniman atau penyelenggara seniman, diharapkan karya yang dipamerkan terjual.

3.      Tujuan kemanusiaan ialah demi kepentingan pelestarian, pembinaan nilai-nilai serta pengembangan hasil karya seni budaya yang masyarakat miliki. Penjualan karya dengan tujuan ini akan disumbangkan ke panti asuhan, korban bencana, maupun masyarakat kurang mampu.

       Pameran di sekolah memiliki tujuan utama yakni untuk mendapat apreasiasi dan tanggapan dalam pengunjung dengan tujuan meningkatkan tujuan berkarya dan peningkatan wawasan seni rupa.

C.       Fungsi pameran

Pameran memiliki fungsi sosial yang sangat penting dalam upaya meningkatkan dan memenuhi kebutuhan batil dan emosional masyarakat adapun fungsi pameran seni rupa berikut ini.

·       Sarana Edukasi yaitu pameran mendidik siswa pentingnya pengalaman batin yang berguna untuk menyeimbangkan kegiatan akal dan pikiran manusia.

·       Sarana Apresiasi yaitu Apresiasi dalam menilai karya seni sangat penting bagi pencipta karya tersebut, proses apresiasi dapat digunakan menjadi 2 yaitu apresiasi aktif dan apresiasi pasif.

·       Sarana Prestasi yaitu pameran bisa menjadi ajang kompetisi bagi para pencipta seni, karena melalui karya seni kita akan tahu setinggi apa keaktifan dan kreativitas pencipta seni dalam membuat karya.

·       Sarana Rekreasi yaitu Rutinitas sekolah kita setiap hari tentu menguras energi dan pikiran, untuk membuat pikiran rileks kita bisa mengunjungi pameran seni.

Jumat, 30 Oktober 2020

Menerapkan Ragam Hias Pada Bahan Kayu

A.   Ragam Hias Ukiran Pada Kayu

       Kayu umumnya diolah terlebih dahulu menjadi benda-benda seni eksklusif lalu diberikan sentuhan ragam hias. Ragam hias yang digunakan tidak selaras dengan bahan-bahan lain. Ragam hias yg dipergunakan biasanya diambil dari unsur tanaman, fauna, geometris, dan bentuk-bentuk figuratif.

       Beberapa teknik yg dapat digunakan dalam menerapkan ragam hias di bahan kayu mirip mengukir serta menggambar. Mengukir berarti ragam hias dibuat menggunakan cara permukaan kayu dipahat serta dibuat seperti relief. Teknik menggambar dirancang setelah benda atau barang seni terbentuk. Ragam hias di kayu seringkali dijumpai di pintu, ventilasi, bagian rumah eksklusif, serta bagian tiang tempat tinggal.

       Beberapa wilayah di Indonesia seperti Jawa, Sumatera, Kalimantan, Bali, Sulawesi, dan Papua memiliki karakteristik dan ciri khas sendiri dalam membuat ragam hias pada bahan kayu. Penempatan ragam hias pada bahan kayu bisa dilakukan pada bidang 2 serta tiga dimensi. Pada bidang 2 dimensi, ragam hias dapat dilakukan dengan menggambar atau melukis bagian atas bidangnya. Penerapan ragam hias pada bidang 2 dimensi mirip ragam hias di ukiran kayu, ditinjau pada sisi-sisi bangunan tempat tinggal adat  istiadat.

       Gambar di atas merupakan ragam hias dengan motif Majapahit berupa lung uket dengan daun angkup yang menelungkup pada lung pokok. Bagian kanan kiri serta bagian atas tumbuh daun terubusan atau semen.

       Penyusunannya secara berulang berderet mengikal ke kanan atau ke kiri dan sering simetris dalam mengisi bidang hiasnya. Penerapan ragam hias pada bahan kayu dibuat dengan cara mengukir. Penerapan ragam hias pada bahan kayu bisa dikembangkan di benda atau barang-barang kerajinan daerah mirip tameng dan  topeng. Ragam hias dikerjakan dengan  cara digambar diberi warna.

B.   Teknik Berkarya Dengan Bahan Kayu

       Berkarya menggunakan bahan kayu bisa dilakukan dengan cara mengukir serta menggambar atau melukis. Mengukir berarti membuat sayatan pada bagian atas kayu menggunakan alat pahat. Aktivitas melukis berarti menghasilkan gambar ragam hias dan  kemudian diberi warna. Ke 2 teknik ini memiliki mekanisme kerja yang tidak sama.

1.    Menggambar Ragam Hias ukiran kayu

Bentuk kayu ada yang berupa batangan dan  ada juga juga yang berbentuk papan. Kayu banyak jenisnya. Ada kayu yang mempunyai serat halus dan  ada yang kasar. Mengukir kayu harus memperhatkan alur seratnya. Sebelum kayu diukir, terlebih dahulu harus dibuatkan gambar ragam hiasnya.

       Bahan kayu menjadi media pada melukis ragam hias mempunyai sifat yang banyak menyerap cat. Penggunaan cat usahakan diulang-ulang supaya warna yang diinginkan terlihat lebih tepat. Pengulangan pengecatan bisa dilakukan sesudah cat sebelumnya telah kering. Beberapa prosedur dalam melukis bahan kayu sebagai berikut:

1. Menyiapkan alat lukis (kuas, palet, cat)
2. Menyiapkan bahan kayu (papan atau btg kayu)
3. Membuat sketsa ragam hias pada bahan kayu
4. Menggambar dengan pola ragam hias
5. Memberi warna pada ragam hias
6. Memberi cat pelapis (vernis)

                       Pemanfaatan hasil pembuatan motif hias pada bahan kayu dapat untuk menghias  pada dinding rumah kita, sehingga akan memberikan nuansa etnis yang kuat. Ragam hias dari ukuran yang sama, kemudian kita susun menjadi bentuk ragam hias yang bervariatif memberikan kesan yang estetis dan menambah nilai keindahan pada setiap ruangan di rumah. Sehingga siswa diharapkan dapat berlatih untuk membuat beragam motif hias untuk menghias ruangan.

2.    Mengukir kayu membentuk ragam hias

       Membentuk torehan pada kayu dengan gambar ragam hias tertentu adalah kegiatan pada saat mengukir. Sebelum mengukir, usahakan siswa wajib  mengenal terlebih dahulu alat dan bahan serta mekanisme kerjanya. Aktivitas mengukir di bahan kayu memiliki prosedur sebagai berikut:

a.    Menyiapkan alat dan  bahan

b.    Menentukan bentuk ragam hias sebagai  objek

c.     Membuat sketsa ragam hias pada bahan kayu

d.    Proses penyayatan/membentuk relief pada kayu menggunakan alat pahat

e.    Memberi  warna pada kayu


C.   Alat Utama Untuk Mengukir Kayu

       Alat primer untuk mengukir ada dua jenis mata pahat. Pertama yaitu, mata pahat mendatar dan  mata pahat melengkung. Penggunaan pahat wajib  disesuaikan dengan bentuk ragam hias yang akan diukir. Sedangkan alat pemukul yang dipergunakan pada kegiatan mengukir umumnya terbuat dari kayu.

 1. Jenis Pahat Ukir

a.    Penguku (pahat kuku) Istilah penguku muncul karena matanya yang melengkung meyerupai kuku manusia. Jenis pahat ini digunakan untuk bagian yang lengkung, melingkar, membentuk cekung, dan cembung.

b.    Penyilat (pahat lurus) Penyilat adalah pahat mata lurus. Jenis pahat ini digunakan untuk memahat bagian-bagian yang lurus, rata, datar, membuat dasaran, membuat siku-siku pada tepi ukiran dengan ukuran mata 2 mm hingga 3 cm.

c.   Pahat kol (1/2 bulatan) Pahat kol adalah jenis pahat yang mempunyai bentuk melengkung belahan V2 bulatan, digunakan untuk mengerjakan bagian-bagian cekung, yang tidak dapat dikerjakan dengan memakai pahat kuku. Pahat kol terbagi menjadi dua macam, antara lain pahat kol datar yang permukaannya datar dan punggungnya cembung dan pahat kol suru yang permukaannya cekung seperti suru dan punggungnya cembung dengan ukuran bervariasi dari 0,5 cm - 1,5 cm.

d.  Pangot (pahat miring) Jenis pahat ini berbentuk miring meruncing dan tajam sebelah. Pahat ini cocok digunakan untuk membersihkan sudut dan sela-sela ukiran untuk menyempurnakan bentuk-bentuk ukiran sehingga kelihatan rapi dan bagus dengan lebar antara 0,8 cm sampai 1,5 cm.

e.    Alat Bantu /Penunjang yaitu Paludari Kayu

f.    Peralatan yang dapat digunakan untuk membuat benda pakai maupun benda hias banyak ragamnya, seperti peralatan dasar pertukangan, serut (planner), gergaji, pahat, meteran, pensil, penggaris siku. Sementara alat untuk mengukir di antaranya, aneka jenis pahat ukir, serta palu kayu. 

D.   Teknik Berkarya

1.    Tahapan Mengukir Kayu

Sebelum mulai mengukir kayu, dibutuhkan pola atau rancangan yang ingin kita pindahkan ke atas kayu. Pola merupakan merupakan gambaran awal atau rencana benda yang akan kita kerjakan dalam bentuk gambar kerja. Gambar kerja yang baik harus menampilkan gambar tampak atas, tampak depan, tampak samping, dan tampak perspektif. Setelah kita dapatkan pola, langkah selanjutnya yang harus kita kerjakan, yaitu sebagai berikut.

a.    Ngethaki (memahat garis-garis ukiran) yaitu memahat garis bertujuan untuk memindahkan gambar pola ke benda kerja dan menyamakan gambar di atas kertas dengan gambar yang ada di permukaan kayu. Proses ini harus dilakukan dengan hati-hati dan teliti karena keterikatan ukurannya.

b.   Ndasari yaitu membentuk pola ukiran dengan menyesuaikan ciri-ciri dari masing-masing motif atau bentuk yang cekung dibuat cekung dan yang cembung dibuat cembung. Pada tahap ini, pemahat harus tahu dengan pasti bentuk dan karakter dari motif yang diinginkan pada gambar.

c.    Membuka permukaan kayu (mbukaki)

Proses ini adalah membentuk pahatan pada motif batang, daun, dan bunganya. Memahat dengan tujuan menurunkan bagian-bagian gambar ukiran yang dikehendaki menurut besar-kecilnya gambar dan tebal-tipisnya kayu.

d.    Nggrabahi yaitu melanjutkan pekerjaan membuka permukaan kayu (mbukaki) dengan membentuk ukiran yang belum sempurna, sekaligus menentukan dangkal serta timbul dan cekungan daun ukiran

e.    Menghaluskan dan menyempurnakan

Setelah pekerjaan selesai, pada dasarnya untuk menjadikan barang tersebut menjadi barang yang menarik pengukir harus mengecek masing-masing motif, apakah terjadi kejanggalan atau tidak. Jika terjadi kejanggalan, maka perlu diperbaiki sehingga hasil pahatan atau ukiran akan kelihatan bersih dari kotoran dan bersih dari sisa pahatan.

f.      Matuti yaitu untuk memperoleh hasil ukiran yang baik,.tidak bisa terlepas dari rancangan desain atau gambar awal. Kesamaan bentuk dan ketepatan dari masing-masing motif harus dibuat luwes dengan memperhatikan karakter serta gambar pada ukirannya.

g.    Mbenangi adalah proses membentuk benangan atau garis pada motif batang, daun, dan bunga, serta membentuk garis pada sekukan daun dan bunga. Disebut mbenangi karena besar pahatannya sebesar benang sehingga tinggal menyesuaikan besar-kecilnya ukiran yang kita buat. Memberi hiasan atau memberi aksen pada daun ukiran, mencoret dengan menggunakan pahat "V" agar hasil pahatan lebih indah.

h.    Mecahi dilakukan jika pola gambar menuntut detail dengan tujuan agar daun ukiran lebih hidup atau lebih indah.

i.      Finishing (penyelesaian akhir)

Penyelesaian akhir merupakan pekerjaan akhir dari tahapan pengerjaan ukir kayu. Finishing bertujuan untuk meningkatkan nilai produk suatu barang, baik nilai keawetan, nilai keindahan, maupun nilai ekonomis. Secara umum, manfaat dari finishing adalah untuk meningkatkan nilai keindahan, meningkatkan keawetan, meningkatkan nilai kekuatan terhadap gesekan dan pukulan, meningkatkan nilai guna bahan baku kayu, dan meningkatkan nilai ekonomis suatu produk. Teknik finishing yang biasa diterapkan pada ukir kayu yaitu politur.

Politur merupakan penyelesaian akhir dengan menggunakan bahan yang terdiri atas seriak spiritus dan bahan pewarna. Bahan pewarna yang digunakan adalah bahan yang larut dalam air, misalnya oker, warna emasan dalam bentuk serbuk halus, naptol, jelaga, dan lain-lain. Akan tetapi, sekarang sudah banyak bahan finishing yang siap digunakan seperti aqua politur. 


Sumber : Modul Seni Budaya SMP Semester 2. Wijayakusuma. Cilacap. 2018