Kamis, 18 Februari 2021

Pembelajaran Berdiferensiasi

Pembelajaran Berdiferensiasi adalah berbagai usaha dan keputusan-keputusan yang masuk akal (common sense) seorang guru dalam menyesuaikan proses pembelajaran di kelas yang berorientasi kepada kebutuhan murid atau guna memenuhi kebutuhan belajar individu setiap murid. Sebagaimana menurut Tomlinson, pembelajaran berdiferensiasi adalah usaha untuk menyesuaikan proses pembelajaran di kelas guna memenuhi kebutuhan belajar individu setiap murid (Oscarina Dewi Kusuma dan Siti Luthfah, 2020 : 10).

Selanjutnya dijelaskan bahwa pembelajaran berdiferensiasi adalah serangkaian keputusan masuk akal (common sense) yang dibuat oleh guru yang berorientasi kepada kebutuhan murid.

Keputusan- keputusan yang dibuat tersebut adalah yang terkait dengan:

  1. Bagaimana mereka menciptakan lingkungan belajar yang “mengundang’ murid untuk belajar dan bekerja keras untuk mencapai tujuan belajar yang tinggi. 
  2. Kurikulum yang memiliki tujuan pembelajaran yang didefinisikan secara jelas. 
  3. Penilaian berkelanjutan. 
  4. Bagaimana guru menanggapi atau merespon kebutuhan belajar muridnya. 
  5. Manajemen kelas yang efektif. 

Pembelajaran berdiferensiasi haruslah berakar pada pemenuhan kebutuhan belajar murid dan bagaimana guru merespon kebutuhan belajar tersebut. Dengan demikian, guru perlu melakukan identifikasi kebutuhan belajar dengan lebih komprehensif, agar dapat merespon dengan lebih tepat terhadap kebutuhan belajar murid-muridnya.

Pemetaan kebutuhan belajar murid menurut Tomlinson dalam bukunya yang berjudul How to Differentiate Instruction in Mixed Ability Classroom menyampaikan bahwa guru dapat mengkategorikan kebutuhan belajar murid, paling tidak berdasarkan 3 aspek (Oscarina Dewi Kusuma dan Siti Luthfah, 2020 : 13).

Ketiga aspek tersebut adalah:

1. Kesiapan Belajar (readiness) Murid

Kesiapan belajar (readiness) adalah kapasitas untuk mempelajari materi baru. Kesiapan belajar murid bukanlah tentang tingkat intelektualitas (IQ). Hal ini lebih kepada informasi tentang apakah pengetahuan atau keterampilan yang dimiliki murid saat ini, sesuai dengan keterampilan atau pengetahuan baru yang akan diajarkan. Adapun tujuan melakukan pemetaan kebutuhan belajar murid berdasarkan tingkat kesiapan belajar adalah untuk memodifikasi tingkat kesulitan pada bahan pembelajaran, sehingga dipastikan murid terpenuhi kebutuhan belajarnya (Joseph, Thomas, Simonette & Ramsook, 2013 dalam Oscarina Dewi Kusuma dan Siti Luthfah, 2020 : 17)

2. Minat Murid

Minat adalah salah satu motivator penting bagi murid untuk dapat ‘terlibat aktif’ dalam proses pembelajaran. Tomlinson menjelaskan bahwa mempertimbangkan minat murid dalam merancang pembelajaran memiliki tujuan menghubungkan" murid pada pelajaran untuk menjaga minat mereka. Dengan menjaga minat murid tetap tinggi, diharapkan dapat meningkatkan kinerja murid. (Oscarina Dewi Kusuma dan Siti Luthfah, 2020 : 18)

3. Profil Belajar Murid

Tujuan dari pemetaan kebutuhan belajar murid berdasarkan profil belajar adalah untuk memberikan kesempatan kepada murid untuk belajar secara natural dan efisien. Menurut Tomlinson (dalam Oscarina Dewi Kusuma dan Siti Luthfah, 2020 : 20), ada banyak faktor yang dapat mempengaruhi pembelajaran seseorang. Berikut ini adalah beberapa yang harus diperhatikan:

• Lingkungan: suhu, tingkat aktivitas, tingkat kebisingan, jumlah cahaya.

• Pengaruh Budaya: santai - terstruktur, pendiam - ekspresif, personal-impersonal.

• Visual: belajar dengan melihat (diagram, power point, catatan, peta, grafik organisator).

• Auditori: belajar dengan mendengar (kuliah, membaca dengan keras, mendengarkan musik).

• Kinestetik: belajar sambil melakukan (bergerak dan meregangkan tubuh, kegiatan hands on, dsb).

Berdasarkan ketiga aspek dalam mengkategorikan kebutuhan belajar murid, maka dapat disimpulkan bahwa untuk mengoptimalkan pembelajaran dan hasil pembelajaran murid, diperlukan pembelajaran yang dikembangkan sesuai dengan kebutuhan belajar murid.

Strategi diferiensiasi yang dapat dilakukan guru berdasarkan 3 pemetaan kebutuhan belajar siswa antara lain :

1. Diferensiasi Konten

Konten adalah adalah apa yang diajarkan guru kepada murid. Konten dibedakan kepada : tingkat kesiapan, minat atau profil belajar murid yang berbeda atau kombinasi terhadap tingkat kesiapan, minat dan profil belajar murid.

2. Diferensiasi Proses 

Yang dimaksud proses dalam hal diferensiasi proses adalah mengacu pada bagaimana murid akan memahami atau memaknai apa informasi atau materi yang dipelajari. Saat guru telah memeakan kebutuhan belajar murid yang kemudian harus kita pikirkan adalah : bagaimana kebutuhan tersebut bisa dipenuhi?; Caranya seperti apa?; Proses seperti apa yang perlu disiapkan agar guru mengetahui bahwa setiap murid belajar?; Apakah murid-murid akan bekerja mandiri atau dalam kelompok? Guru perlu juga berpikir tentang seberapa banyak jumlah bantuan yang diberikan kepada murid-murid; Siapa saja yang memerlukan banyak bantuan?; Siapa yang cukup kita berikan bantuan dalam bentuk pertanyaan pemandu dan mereka kemudian bisa bekerja dengan mandiri? Semua hal tersebut harus dipertimbangkan sebagai bagian dari skenario pembelajaran yang dirancang oleh guru.

Beberapa cara diferensiasi prose yang dapat dilakukan guru antara lain:

  • Guru dapat menggunakan kegiatan berjenjang dimana semua murid bekerja membangun pemahaman dan keterampilan yang sama tetapi dilakukan dengan berbagai tingkat dukungan, tantangan atau kompleksitas yang berbeda-beda.
  • Guru dapat menyediakan pertanyaan pemandu atau tantangan yang perlu diselesaikan di sudut-sudut minat yang kita siapkan di kelas. Hal ini akan mendorong murid untuk mengeksplorasi berbagai sub materi yang terkait dengan topik yang sedang dipelajari yang menarik minat mereka.
  • Guru membuat agenda individual untuk murid misalnya guru dapat membuat daftar tugas yang berisi pekerjaan umum untuk seluruh kelas serta daftar pekerjaan yang terkait dengan kebutuhan individual murid. Jika murid telah selesai mengerjakan pekerjaan umum maka mereka dapat melihat agenda individual dan mengerjakan pekerjaan yang dibuat khusus untuk mereka.
  • Guru memvariasikan lama waktu yang dapat diambil murid untuk menyelesaikan tugas. Hal ini untuk memberikan dukungan tambahan bagi murid-murid yang kesulitan atau sebaliknya mendorong murid yang cepat untuk mengejar topik secara lebih mendalam. Misalnya mengembangkan kegiatan bervariasi yang mengakomodasi beragam gaya belajar visual, auditori dan kinestetik. Contoh lainnya menggunakan pengelompokan yang fleksibel yang sesuai dengan kesiapan kemampuan dan minat.

3. Diferensiasi Produk

Diferensiasi produk adalah tentang tagihan apa yang diharapkan guru dari murid. Produk ini adalah hasil pekerjaan atau unjuk kerja yang harus ditunjukkan oleh murid kepada guru. Produk adalah sesuatu yang ada wujudnya, bisa berbentuk karangan, tulisan, hasil tes, pertunjukan, presentasi, pidato, rekaman, diagram dan sebagainya. Yang terpenting produk ini harus mencerminkan pemahaman murid dan berhubungan dengan tujuan pembelajaran yang diharapkan.

Sebelum melakukan diferensiasi produk guru perlu mempertimbangkan kebutuhan belajar murid  terlebih dahulu sebelum menentukan penugasan produk. Penugasan produk harus membantu murid baik secara individu atau dalam kelompok. 

Pada dasarnya diferensiasi produk meliputi dua hal :

  1. Memberikan tantangan dan keragaman atau variasi 
  2. Memberikan murid pilihan bagaimana mereka dapat mengekspresikan pembelajaran yang diinginkan. Sangat penting bagi guru untuk menentukan apa sebenarnya ekspektasi yang diharapkan murid?; Kualitas pekerjaan seperti apa yang diinginkan?; Konten apa yang harus ada dalam produk mereka?; Bagaimana mereka harus mengerjakannya?; dan Apa sifat dari produk akhir yang diharapkan tersebut?

Proses pembelajaran merupakan kegiatan yang kompleks, meliputi berbagai komponen yang saling berkaitan satu sama lain. Karena itu proses pembelajaran hendaknya dilaksanakan secara terencana, teratur, dan terpadu. Berbagai komponen yang saling berhubungan perlu dikenali, dikaji dan dikembangkan, sehingga mekanisme kerja antar komponen itu secara menyeluruh dapat membuahkan hasil pembelajaran yang maksimal, berpihak pada murid dan sesuai dengan kebutuhan belajar murid.

Mutu proses pembelajaran sangat tergantung pada mutu interaksi guru dan murid. Mutu interaksi guru sangat dipengaruhi perilakunya di kelas, misalnya kejelasan mengajar, penggunaan variasi metode mengajar, variasi penggunaan media, antusiasme mengajar, kedisiplinan, tingkat empati terhadap siswa, huhungan interpersonal, daya inovasi, dan penggunaan prinsip-prinsip pembelajaran yang efektif. Demikian pula dengan mutu interaksi siswa di kelas sangat dipengaruhi oleh perilaku siswa misalnya : keseriusan belajar, semangat belajar, minat belajar, dan kesiapan belajar (mental dan fisik).

Dari uraian di atas maka dalam rangka mencapai tujuan terpenuhinya kebutuhan belajar murid dengan pembelajaran berdiferensiasi maka dibutuhkan profil guru yang mandiri, reflektif, kolaboratif, inovatif dan berpusat pada murid. Guru harus benar-benar dapat berperan sebagai pamong yang dapat memberikan ‘tuntunan’ agar anak dapat menemukan kemerdekaannya dalam belajar, tidak kehilangan arah dan membahayakan dirinya, serta murid dapat tumbuh dan berkembang sesuai dengan kodrat alam dan zamannya.

Referensi :

Oscarina Dewi Kusuma, M.Pd. dan Siti Luthfah, M.Pd. 2020. Memenuhi Kebutuhan Belajar Murid Melalui Pembelajaran Berdiferensiasi. Modul Pendidikan Guru Pengerak. Jakarta : Kemdikbud.

_______, 2020. Vidio Pembelajaran Pendidikan Guru Penggerak Modul 2.1. Jakarta : Kemendikbud.


0 komentar:

Posting Komentar