Rabu, 28 Oktober 2020

Kesimpulan dan Refleksi Pemikiran Ki Hadjar Dewantara

Assalamualaikum wr. Wb. Salam dan Bahagia.

Selamat datang kembali para pembaca setia blog ini. Selamat datang juga kepada para pengunjung yang baru akan membaca tulisan-tulisan di blog sederhana ini.

Postingan saya kali ini agak berbeda dengan tema atau kenten-konten sebelumnya. Konten kali ini merupakan sintesis dan refleksi pengetahuan dan pengalaman baru yang saya pelajari dari pemikiran Ki Hadjar Dewantara. Sintesis dan refleksi ini merupakan salah satu tugas dalam kegiatan pendidikan calon guru penggerak angkatan 1 (satu) tahun 2020 yang sedang saya ikuti.

Ada 3 (tiga) point sintesis dari berbagai materi yang telah saya pelajari yaitu :

1. Keyakinan saya cukup kuat bahwa setiap siswa memiliki profil kepribadian, minat, bakat, dan kemampuan yang berbeda-beda. Sehingga pembelajaran yang saya kelola harus bisa mengakomodir, memfasilitasi, dan memotivasi siswa yang berbeda-beda tersebut, dapat tumbuh dan berkembang jasmani dan rohaninya, dapat meraih prestasi sesuai dengan bakat dan minatnya. Singkatnya dengan pengetahuan dan keyakinan itu saya berniat menerapkan pembelajaran berdiferensiasi dan menerapkan prinsip-prinsip pendidikan yang sesuai dengan pemikiran Ki Hajar Dewantara, diantaranya:

  • Dalam pembelajaran siswa mengalami proses tringo (ngerti, ngarasa, nglakoni) yang mana hal tersebut  selaras dengan trilogi cipta, rasa, karsa.
  • Menerapkan trilogi ing ngarso sung tulodo, ing madyo mangun karso, tutwuri handayani.

Dalam perjalanan mewujudkan hal itu, saya mengalami dinamika semangat, idealisme dan kepercayaan diri yang fluktuatif. Karena cukup kompleks dan  berat tantangan yang harus dihadapi. Dan terlalu banyak untuk diuraikan satu persatu di sini. Meski demikian keyakinan dan niat saya belum pupus, meski tertatih saya terus bergerak maju. Mewujudkannya .

2. Setelah saya mempelajari modul, meninjau ulang pembelajaran 1– 6, menyimak beberapa penjelasan, mengikuti alur pembelajaran, dan mengamati bagaimana instruktur dan fasilatator mengelola pembelajaran melalui Learning Management System dan Web Meeting dalam program pendidikan guru penggerak. Saya merasa dan berpikir bahwa saya sedang mengikut dan berada disebuah alur merdeka belajar. Inilah salah satu model pembelajaran yang mencerminkan pemikiran Ki Hajar Dewantara. Sebuah alur merdeka belajar yang akan saya terapkan dalam proses pembelajaran. Hal ini pulalah yang meneguhkan kembali kepercayaan diri dan semangat saya untuk mewujudkan keyakinan saya tersebut diatas. Selain itu saya mendapat wawasan yang lebih luas dan berkeyakinan bahwa apapun tantangan, hambatan, dan keadaanya, siklus MERRDEKA yang merupakan model pembelajaran berbasis pengalaman tetap bisa dijalankan minimal di kelas mata pelajaran saya. Apalagi dengan perkembangan teknologi seperti saat ini, tentu akan sangat sangat mendukung.

3. Dari dua pemikiran di atas maka sebuah perubahan kecil yang dapat saya lakukan segara adalah menerapkan siklus MERRDEKA dalam pembelajaran seperti yang saya alami dalam pendidikan guru penggerak ini. Model pembelajaran berbasis pengalaman dengan siklus MERRDEKA yang dimaksud bahwa proses pembelajaran siswa akan melalui tahapan : Mulai dari Diri, Eksplorasi Konsep, Ruang Kolaborasi, Refleksi Terbimbing, Demonstrasi Kontekstual, Elaborasi Pemahaman, Koneksi Antarmateri, dan diakhiri dengan Aksi Nyata.

Demikian tulisan singkat tentang sintesis dan refleksi pengetahuan dan pengalaman baru yang saya pelajari dari pemikiran Ki Hadjar Dewantara. Semoga bermanfaat salam literasi, salam dan bahagia.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

_________________________________________________

|CGP 20-F Eko Widianto | SMP Negeri 3 Maos - Cilacap|

2 komentar:

  1. Mantap, Pak Eko. Tetap semangat dalam berkreasi dalam kegiatan PGP.

    BalasHapus